Syukur kepada Allah, pembacaan puisi-puisi Yudhistira ANM Massardi bersama Sang Penyair berjalan lancar (Selasa, 21/11/2017). Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah di Jl. Ir. Sutami dihadiri ratusan orang–orang muda dan dewasa penikmat sastra. Di sanalah, bersama senja yang rebah kami menyajikan perjalanan luka cinta.

Pemilik hak cipta
Parade pembacaan dan musikalisasi puisi ini dibuka dengam pengantar oleh Sang Penyair, Mas Yudhis. Seraya berterima kasih, Mas Yudhis memperkenalkan yang ikut serta membacakan puisinya. Mereka adalah dr. Halida Wibawaty (RS Mata Solo), dr. CSP Wekadigunawan (Fak Kedokteran Solo), Didiek WS (Komposer, Wartawan) dan Gema Isyak Adam (gitaris dan vokalis grup rock “Soloensis”) serta saya sendiri. Kami masing-masing mendapat jatah membacakan dua puisi

Pemilik hak cipta
Sesudah itu, Mas Yudhis memintaku mengawali rangkaian pemacaan puisi itu dengan memainkan Bengawan Solo. Alunan saksofon bayiku bercengkerama dengan petikan gitar Mas Gema Isya Adam, gitaris asal Gawok, Sukoharjo.
Syahdu terdengar di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah yang berdiri anggun di kawasan Kenthingan, Jebres, Surakarta. Remang-remang cahaya memburat tubuh kami berdua menghidangkan nyanyian rakyat karya mendoang Gesang.

Pemilik hak cipta
Dan di menjelang musim penghujan ini aku berdoa semog Bengawan Solo tak meluapkan banjir. Sebaliknya biarlah air yang mengalir dari Solo dan terkurungpegunungan Seribu itu menyuburkan tanah, ladang dan sawah. Dengan demikian para petani yang menanam padi bisa memanennya menjadi bahan dasar kesejahteraan pangan bagi masyarakat kita.

Pemilik hak cipta
Baik Mas Yudhis, dr. Halida, dr Weka dan saya membacakan puisi-puisi secara konvensional bersyair. Sementara itu, Gema Isyak Adam dan Didiek WS menghadirkan musikalisasi puisi. Isyak dengan gaya rockernya memusikalisasi tiga puisi. Sedangkan Didiek WS memusikalisasi puisi bertiga bersama dua Boru Gultom.
Di penghujung pembacaan dan musikalisasi puisi, Mas Yudhis memintaku lagi menutup rangkaiam acara itu dengan mengalunkan laguku “UntukMu Indonesia”. Begitulah kami menyajikan perjalanan luka cinta melalui puisi-puisi Yudhistira ANM Massardi.***
Sumber https://idstory.ucnews.ucweb.com/story/3345413524027101?uc_param_str=dnvebifrmintcpwidsudsvnwpflameefutch&url_from=wmconstomerwebsite&stat_entry=personal&comment_stat=1