Dalam salah satu artikelku yang diterbitkan UC We-Media kemarin (lihat di http://tz.ucweb.com/12_1ZFQd Jumat, 01/12/2017) kusebutkan rasa kecewa karena tidak bisa menunjukkan kera-kera di sekitar pastoran “Johar Wurlirang” kepada Angelie, anak kelas dua SD. Beginilah caraku mengganti rasa kecewa itu, dengan mengirimkan video ini. Lalu apa tanggapan Angel? Dia juga ganti mengirimkan video kepadaku. Seperti apakah? Simak selengkapnya dalam kedua video berikut ini.
Video yang pertama ini kuambil tadi pagi, sesaat sebelum saya berangkat ke susteran untuk merayakan Ekaristi pagi. Kulihat, beberapa kera sudah bercengkerama di pepohonan. Maka, kurekamlah mereka sambil menyebut nama Angel bahwa kera-kera itu sungguh ada. Lalu video itu saya kirim kepada Philip-Katrin orangtuanya. Inilah cuplikan video tersebut.
Orisinil
Ternyata, sesudah melihat video tersebut, Angelie ganti mengirimkan video yang berisi dirinya yang mengucapkan terima kasih atas kiriman video tersebut. Inilah video dari dia sebagaimana dikirimkan orangtuanya padaku.
Orisinil
Dalam video itu, dia berjanji akan datang lagi agar bisa melihat dan berjumpa dengan kera-kera itu. Itu yang pokok. Jadi, kalau suatu saat nanti dia datang berkunjung lagi ke pastoran “Johar Wurlirang”, itu bukan untuk mengunjungi saya, melainkan untuk mengunjungi kera-kera sahabat baruku ya hahahaha. Semoga mereka pun mau bersahabat pula dengan Angelie.
Kebetulan, sejauh kukenal anak ini, dia hobi banget bersahabat dengan serangga-serangga kecil. Dia menangkap mereka lalu dijadikan sahabat-sahabatnya. Maka, kuberharap bahwa kera-kera itu pun bisa bersahabat dengannya.
Menurutku, menanamkan rasa sayang kepada satwa kepada anak, juga merupakan sebentuk pendidikan. Paling tidak, mereka mengenal makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan turut menjaga dan menyayanginya. Syukur bila mau merawatnya, agar makhluk-makhluk itu tidak hilang dari peredaran jaman.
Pastoran “Johar Wurlirang”, 02/12/2017, pukul 13.24 WIB
