Sahabat Peradaban Kasih UC We-Media yang terkasih, dalam sepuluh tahun saya melayani sebagai Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang (Kom HAK KAS), untuk pertama kalinya, kami mengadakan pertemuan koordinatif antara Tim Kerja (Timja) HAK dan Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Se-KAS (Keuskupan Agung Semarang). Inilah yang kami laksanakan pada hari Sabtu-Minggu (10-11/3/2018) di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan. Seperti apakah prosesnya?
Pemilik hak cipta: Aloys Budi Purnomo Pr Lukas Awi sedang memandu sharing kelompok sebelum makan malam
Sesudah usai menjadi pembicara/narasumber dalam Kuliah Umum di UKSW Salatiga, saya langsung meluncur dari Salatiga menuju Muntilan. Sesuai agenda, hari Sabtu – Minggu (10-11/3/2018) ini kami Tim Kom HAK KAS mengundang dan mengumpulkan para Timja HAK Paroki dan orang Katolik yang menjadi pengurus atau anggota FKUB baik tingkat Kecamatan, Kota, Kabupaten maupun Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kami merancang pertemuan ini dilaksanakan dua gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu (10-11/3/2018) ini untuk DIY dan Surakarta. Gelombang kedua akan dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu (17-18/3/2018) mendatang untuk Kedu dan Semarang.
Inilah peristiwa penting dalam rangka mewujudkan peradaban kasih bagi masyarakat yang sejahtera, bermartabat dan beriman – apa pun agamanya – untuk pertama kalinya dalam bentuk week-end. Biasanya, peristiwa serupa dilaksanakan hanya setengah hari di empat kota (Semarang, Surakarta, Kedu, dan DIY) dalam setahun, dari pagi hari hingga siang hari.
Pemilik hak cipta: Aloys Budi Purnomo Pr – Antuasiasme peserta pertemuan.
Khusus pada tahun 2018 ini, peristiwa serupa dibuat lebih intensif dalam bentuk week-end, dimulai dari Sabtu sore hingga Minggu siang dalam dua gelombang tadi. Di gelombang pertama ini, pertemuan koordinatif ini diikuti oleh 98 orang dari rencana 110 orang (9 orang perempuan/ibu, selebihnya laki-laki/bapak). Peserta sebanyak 98 tersebut berasal dari 24 paroki dan 1 stasi dari Yogyakarta serta 19 paroki dari Surakarta.
Acara sore yang dipandu oleh Lukas Awi Tristanto, saya buka dengan ucapan terima kasih dan selamat atas upaya-upaya untuk menjaga kerukunan dan peradaban kasih di paroki-paroki maupun di kota dan kabupaten di Surakarta dan di DIY. Kepada mereka saya sampaikan bahwa kita ingin membangun dan mewujudkan peradaban kasih bagi masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman sesuai dengan Rencana Induk KAS 2016-20135 dan fokus pastoral 2018. Sesudah itu, mereka masuk dalam kelompok per kota/kabupaten untuk membuat koordinasi antara Timja HAK dan anggota/pengurus FKUB yang beragama Katolik hingga makan malam. Di dalam kelompok para peserta saling berbagi pengalaman berdasarkan beberapa pertanyaan:
Peristiwa menyedihkam (negatif) apa saja yang terjadi dalam konteks HAK di paroki atau lingkungan? Atas peristiwa itu, apa yang sudah dilakukan? Apakah peristiwa yang menggembirakan (positif) yang terjadi terkait dengan HAK dan FKUB di paroki dan lingkunagan? Hal-hal apa saja yang sudah dilakukan di paroki terkait usaha membangun persaudaraan sejati?
Pemilik hak cipta: Aloys Budi Purnomo Pr – tetap semangat dan bergembira
Pada hari Sabtu (10/3/2018) sesudah makan malam, para peserta diajak untuk mendalami proses advokasi HAM (Hak Asasi Manusia) dan kebebasan hidup beragama serta upaya-upaya membangun kerukunan meski kadang-kadang kita mengalami hambatan. Bagian ini dipandu oleh Agnes Dwi Rusjiyati sebagai pembicara dan pemateri. Agnes mengajak para peserta untuk mengerti perlindungan bagi para pembela HAM seraya membuka mata dan hati atas realitas yang kadang-kadang tidak sesuai harapan. Agnes juga mengajak semua pihak untuk membangun jejaring dan kerja sama dengan banyak pihak dalam mengupayakan penegakan hukum dan menjaga kehidupan yang rukun, toleran, dan bersaudara. Anggota KPID DIY dan Aliansi Bhinneka ini mengajak kita semua untuk selalu berjaga-jaga dan waspada, tidak mudah terprovokasi oleh hoax, tetap teguh dalam membangun kerja sama dengan semakin banyak orang. Itulah bagian dari upaya membangun peradaban kasih.
Saya bersyukur atas peristiwa yang baru pertama kalinya terjadi ini. Para peserta tampak sedemikian bersemangat mengikuti seluruh proses yang terjadi. Mereka yang terlibat dalam karya pelayanan membangun kerukunan dalam hubungan antaragama dan kepercayaan maupun di forum kerukunan umat beragama ini sungguh luar biasa. Bagiku, mereka ini adalah para pejuang kerukunan di tingkat akar rumput, di paroki-paroki, di kelurahan, di kecamatan, kota dan kabupaten.
Pemilik hak cipta: Aloys Budi Purnomo Pr – Agnes sedang berbagi ilmu dan pengalaman membangun kerukunan dan peradaban kasih dalam perspektif perlindungan HAM
Demikian, sharing atas pertemuan koordinatif antara Timja HAK dan FKUB gelombang pertama dari peristiwa yang untuk pertama kalinya terjadi di Keuskupan Agung Semarang dalam koordinasi dengan Kom HAK KAS. Terima kasih kepada para ibu dan bapak yang dengan segala kasih sayang dan perhatian berkenan ambil bagian dalam peristiwa yang untuk pertama kalinya terjadi ini. Terima kasih kepada Lukas Awi Tristanto dan Maria Magdalena Sindajanty yang berkenan membantu dalam Tim Kom HAK KAS untuk peristiwa ini. Terima kasih kepada Agnes Dwi Rusjiyati yang berkenan menjadi narasumber untuk sesi malam di hari pertama peristiwa ini.
Pemilik hak cipta: Aloys Budi Purnomo Pr – Tetap semangat meski agak capek dan ngantuk.
Terima kasih Anda berkenan membaca artikel ini. Mari kita saling mendoakan agar upaya-upaya untuk membangun kerukunan, persaudaraan dan perdamaian dalam rangka mewujudkan peradaban kasih bagi masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman, apa pun agamanya, dapat semakin nyata dalam kehidupan kita. Semoga bermanfaat. Tuhan memberkati.***
Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan, 10/3/2018
Sumber: refleksi pribadi atas proses pertemuan koordinatif Timja HAK dan FKUB gelombang pertama di Muntilan.
