Sahabat Peradaban Kasih UC News terkasih. Seorang sahabat dan yang laksana kakak sendiri, Mas Frans Wi memberikan tanggapan positif melalui jalur pribadi atas artikelku yang berjudul “Istimewa Inspiratif! 3 Kutipan Tentang Iman, Sederhana Tapi Penuh Makna” (terbit 2018/04/17 21:26). Menurutku, tanggapannya sangat inspiratif dan memperkaya makna iman yang diterjemahkan dari kata “faith”. Seperti apakah?

Referensi pihak ketiga
Menurut Mas Frans Wi, kata “faith” juga bisa dimaknai sebagai berikut. Faith bisa merupakan singkatan dari “feeling” (perasaan), “agony” (pergulatan), “intimacy” (kedekatan), “timing” (perlu waktu) dan “hope” (pengharapan). Dalam komentar “japri” beliau masih menulis, “Romo pasti bisa lebih menjabarkannya hahaha…, maaf kalau saya salah.” Atas komentar itu, saya jawab, “Sip markusip Mas Wi. Nanti saya tulis… hehe. Terima kasih. Tuhan memberkati.”

Referensi pihak ketiga – sumber WordPress.com
Maka, inilah narasi jawaban saya secara tertulis. Yang disampaikan Mas Frans Wi menurutku benar juga. Iman itu juga menyangkut perasaan, pergulatan, keintiman dengan Tuhan, memerlukan waktu, dan pengharapan. Itulah makna iman. Tepat sekali. Dalam satu kalimat, saya bisa merumuskan, iman itu mencakup tekad untuk merasakan pergulatan dalam keintiman dengan Tuhan yang membutuhkan waktu (seumur hidup) dan pengharapan. Maka, iman tak pernah bisa dipisahkan dari kasih (keintiman dengan Tuhan dan sesama) serta pengharapan. Untuk itu dibutuhkan proses yang panjang, seumur hidup, dan terkait pula dengan rasa-perasaan kita. Iman dibangun bukan dalam kekakuan, meski ada unsur kedisiplinan, tetapi dalam kemesraan dengan Tuhan dan kasih kepada sesama, bahkan semesta.

Referensi pihak ketiga – sumber dari socimage.net
Demikian refleksi lebih lanjut tentang iman yang diterjemahkan dari kata “faith”. Semoga bermanfaat. Salam peradaban kasih. Terima kasih. Tuhan memberkati.***