Sahabat Peradaban Kasih UC News terkasih. Tahukah kamu bahwa orang yang mudah bersikap keras dan kasar pada orang lain itu sebenarnya sedang dicekam oleh kesepian yang menyakitkan dirinya? Karena itu, sebagai pelampiasannya, ia mudah berkata-kata kasar, bersikap keras, dan suka menebar kebencian. Rasa kesepian yang mencekik hidupnya mendorongnya untuk menciptakan kegaduhan, keributan, keresahan dan kekacauan.

Referensi pihak ketiga
Refleksi dan permenungan ini kutemukan saat mencoba mencerna makna peribahasa: Air beriak tanda tak dalam, air tenang menghanyutkan. Mungkin kita sudah hapal dengan peribahasa itu sejak masa kecil. Namun, jangan terkejut, ternyata ada makna rohani yang sangat mendalam di balik peribahasa itu saat kita hubungkan dengan situasi hidup yang gaduh justru oleh orang-orang yang suka menebar kebencian, sikap kasar dan keras kepada sesama. Ia tidak pernah suka pada kedalaman hidup yang tenang, damai, harmonis. Alih-alih menjaga hidup yang tenang, teduh, damai, dan harmonis selaras rukun; ia didorong oleh rasa kesepian lalu menciptakan kegaduhan melalui berbagai ucapan kasar dan ujaran kebencian.

Referensi pihak ketiga
Karena itu, tidak usah menjadi risau, resah, apalagi terpancing menjadi marah dalam menghadapi sikap kasar dan keras. Justru sebaliknya, hadapilah dengan kasih, bahkan pengampunan. Dengan itu Anda dibebaskan dari kontaminasi buruk atas ujaran kebencian itu, dan justru menebarkan aura damai sejahtera kepada yang bersangkutan dan untuk diri Anda sendiri. Itulah sesungguhnya makna dari sabda: Kasihilah musuhmu, berdoalah untuk mereka yang menganiaya kamu, dan mohonkanlah berkat untuk mereka yang membencimu. Apabila segala sesuatu tergantung dari padamu, hendaklah kamu menjadi pembawa cinta kasih dan damai sejahtera. Dahsyat dan inspiratif bukan? Tentu, hanya orang-orang yang hidup dalam kasih yang mampu memahaminya dan melakukannya, dan dengan demikian semoga mampu pula memberi kesembuhan terhadap mereka yang sedang sakit karena rasa kesepian mereka.

Referensi pihak ketiga
Sesederhana itulah yang bisa kurenungkan. Semoga menginspirasi dan bermanfaat dalam rangka membangun peradaban kasih bagi kita semua. Salam sejahtera. Salam damai. Terima kasih. Tuhan memberkati kita semua!***