Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Inilah kisah inspiratif pergumulan setiap insan antara kebaikan dan kejahatan. Penasaran? Yuk kita simak baik-baik.

Referensi pihak ketiga
Ada seseorang yang ingin sekali berdoa agar menjadi orang baik. Setiap kali berdoa, ia memejamkan matanya, tapi kemudian hatinya dipenuhi rasa gundah dan gelisah. Mengapa?
Tiap kali ia memejamkan mata, dalam dirinya muncul berbagai macam pikiran, gagasan, keinginan dan kehendak. Bahkan pikiran itu berkecamuk saling berlawanan. Saat ia berpikir hendak berbuat baik, justru muncullah bujukan lain untuk berbuat jahat. Saat melintas angan untuk melakukan kejahatan, tiba-tiba hadir dorongan kuat untuk melawan angan-angan itu.

Referensi pihak ketiga
“Waduh, kok bisa begitu ya? Jadi bingung neh harus bagaimana?” tanya orang itu padaku. Inilah jawaban saya, semoga menginspirasi dan memotivasi kamu juga ya.Prinsipnya: Saat bergumul antara yang baik dan jahat, tetaplah memilih yang baik, walau terkadang gagal melakukannya. Untuk itu dibutuhkan ketekunan dan kesetiaan selalu kembali kepada kebaikan.
Adalah hal yang wajar bahwa kita mengalami konflik batin. Kita ingin berbuat baik, namun justru kita lakukan yang jahat. Saat kita melakukan yang jahat, kita dipenuhi rasa sesal, padahal sebelum hal itu terjadi, batin kita sudah berkecamuk untuk tidak melakukannya. Untuk itu, prinsip berikutnya perlu kita perhatikan: Mari selalu berpikir jernih, mengikuti hati nurani yang bersih, terus mohon bimbingan Roh Baik agar kita mampu melawan roh jahat yang kadang melintas di hidup kita.

Referensi pihak ketiga
So girls and guys, mungkin pengalaman serupa kamu alami juga. Maka, prinsip yang tadi kusampaikan semoga bisa selalu menginspirasi dan memotivasi kamu untuk berjuang mengalahkan niat jahat dan mewujudkan niat baik. Itulah cara awal membangun fondasi peradaban kasih dalam kehidupan kita bersama. Okay? Salam peradaban kasih. Terima kasih. Tuhan memberkati kita.****