Inspiration

Meski Berduka, Tetaplah Bersukacita Sebab Darahnya Menyuburkan Peradaban Kasih Bangsa Kita

Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Setiap orang yang waras di negeri ini pastilah berdukacita atas tragedi yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (8/5/2018) malam hingga Rabu (9/5/2018) dini hari. Namun, meski berduka, tetaplah sukacita menggema dalam duka, sebab darah para anggota Polri yang gugur dalam tragedi itu menyuburkan peradaban kasih di negeri ini. Ya, mereka telah menjadi pejuang peradaban kasih! Ah, bagaimana bisa?

Referensi pihak ketiga

Memang, semua anak bangsa ini, yang masih berhati nurani jernih dan berpikiran waras sangatlah berduka. Semua bersedih karena tragedi itu. Itu bukan hanya insiden melainkan tragedi yang menyayat hati. Terlalu ringan peristiwa itu sekadar disebut insiden bentrokan aparat kepolisian dengan narapidana tersangka terorisme. Itu adalah tragedi yang menyayat hati menikamkan duka lara mendalam bagi bangsa.

Referensi pihak ketiga

Namun, dalam tragedi itu ada secercah pengharapan laksana setitik cahaya di tengah gulita. Duka cita itu bermahkota kesabaran dan kasih para aparat Polri lainnya yang tetap mengendalikan diri dan tidak kalap membabi buta demi sahabat-sahabatnya yang gugur dalam tragedi itu. Pengendalian diri berlandaskan hati jernih dan jiwa kasih diprakarsai oleh Presiden Jokowi dan Kapolri Tito yang tak tergoda melampiaskan dendam dan amarah terhadap para pelaku bengis yang membuat negeri ini menangis.

Referensi pihak ketiga

Inilah yang kemudian membanjirkan bela rasa dan solidaritas di tengah duka. Banyak pihak yang masih waras dan bernurani jernih melahirkan jejak-jejak peradaban kasih. Bela rasa itu datang dari komunitas maupun pribadi yang mengutuk perilaku brutal para narapidana itu dan menyatakan berduka terhadap para korban. Bahkan apresiasi juga mengalir kepada aparat kepolisian karena memilih cara bijaksana dengan tidak menerapkan hukum rimba nyawa ganti nyawa.

Referensi pihak ketiga

Menurutku, keputusan itu sangat beradab dalam menghadapi sikap tak beradab – untuk tidak mengatakan biadab – justru demi peradaban kasih. Alangkah indahnya bila sejarah kehidupan kita dilukis dengan peradaban kasih seperti itu. Biarlah orang lain menggoreng peristiwa ini dari sisi hasrat dan nafsu berkuasa lalu memanas-manasi suhu politik, namun orang waras lebih tenang teduh menghadirkan peradaban kasih dari pada sikap tuna adab!

Yakinlah kawan, meski kita semua berduka – kecuali yang tak punya hati dan perasaan, duka ini akan diubah menjadi sukacita. Darah para anggota Polri yang gugur dalam tragedi Mako Brimob itu telah menyiram dan pasti akan menyuburkan benih-benih peradaban kasih di antara masyarakat warga yang masih berjiwa Pancasila. Mari kita satukan hati kita dan bergandengan tangan mendoakan para korban kebrutalan dan tragedi itu. Mereka adalah para pejuang peradaban kasih yang luar biasa. Semoga keluarga mereka diberi ketabahan dan penghiburan. Salam peradaban kasih. Terima kasih. Tuhan memberkati kita semua.***

Salam, 11/5/2018.

Sumber: refleksi pribadi dari berbagai sumber atas peristiwa Mako Brimob, Depok.

Sumber
http://idstory.ucnews.ucweb.com/story/1245058931530086?uc_param_str=dnvebifrmintcpwidsudsvnwpflameefutch&url_from=wmconstomerwebsite&stat_entry=personal&comment_stat=1&stat_app=app_profile&entrance=personal

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.