Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Semakin banyak dan meluas empati yang diberikan oleh para sahabat dari berbagai kalangan atas peristiwa bom di tiga gereja di Surabaya Minggu (13/5/2018). Sesudah Ketua PW GP Ansor Jateng, Gus Sholahuddin Aly bersama jajarannya mengungkapkan empati itu kepada kami di halaman Gereja Kristus Raja Ungaran; saya menerima empati dari Ketua Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah Drs.H Abu Hapsin Umar, MA, PhD. Kok bisa? Begini kisah inspiratifnya.

Referensi pihak ketiga
Empati dan simpati mengalir dari para sahabat Nahdlatul Oelama (NU). Dalam perjalanan menuju Ungaran untuk menyambut Gus Sholah, H Abu Hapsin mengundangku untuk datang ke kantor PWNU Jateng. Itulah sebabnya, sesudah perjumpaan di Ungaran dengan Gus Sholah, saya meluncur ke kantor PWNU Jateng di Semarang. Tentu saja, Gus Sholah juga meluncur ke tempat yang sama.

Referensi pihak ketiga
Di kantor PWNU Jateng, Dr. Tedi Kholiludin (Lakspedam PWNU Jateng) KH Muhammad Adnan (Wakil Rais) menyambutku dengan ramah dalam cipiki-cipika. Demikian juga H. Abu Hapsin dan KH Ubaidullah Shodaqoh (Rais Syuriah), dan Dr. H. Mohamad Arja Imroni, M.Ag (Sekretaris). Ternyata, sejumlah rekan-rekan jurnalis juga sudah menunggu di situ. Ada pula Mas Aji dari KPKC KAS dan sesudah itu hadir Mas Setyawan Budy dari Pelita.

Referensi pihak ketiga
Dengan penuh keramahan Pak Abu Hapsin menyampaikan rasa duka mendalam atas peristiwa teror bom di Surabaya. Beliau juga mempersilahkan saya untuk menyampaikan pernyataan terkait peristiwa tersebut. Demikian semua yang hadir diberi kesempatan menyampaikan isi hati terkait peristiwa bom di Surabaya. Pada intinya, semua pernyataan mengungkapkan empati dan simpati. Kami juga berdoa dan berharap yang terjadi di Surabaya tidak meluas ke tempat lain. Untuk itu, negara harus bersikap tegas. Kita mendukung dan memotivasi Presiden Jokowi dan Kapolri untuk mengusut tuntas peristiwa ini dan mencegah untum tidak terjadi lagi aksi-aksi teroris seperti. Seruan kami sampaikan bukan karena takut, namun karena alasan kemanusiaan dan kebangsaan.

Pemilik hak cipta: Aloys Budi Purnomo Pr – Dari kanan: Setyawan Budy, H Abdu Hapsin, saya dan Gus Sholah di Kantor PWNU Jateng
Begitulah, peristiwa teror bom di Surabaya telah menginspirasi dan memotivasi banyak pihak untuk meningkatkan kewaspadaan, kerukunan, persaudaraan dan perdamaian di negeri ini. Semoga para Sahabat Peradaban Kasih juga terus memberi inspirasi dan motivasi untuk mendukung gerakan kerukunan, persaudaraan dan perdamaian melalui empati dan simpati melawan teror. Dengan cara itu pula kita membangun peradaban kasih bagi masyarakat kita. 0
Demikian, semoga bermanfaat. Salam peradaban kasih. Terima kasih. Tuhan memberkati kita semua. Pancasila jaya. NKRI harga mati!***