Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Tiba-tiba saja ada kabar tertuju padaku berupa kabar duka. Guru dan sahabatku ketika saya bertugas di Gereja Kristus Raja Ungaran, yakni Kiai Haji Zaenuri di Pudak Payung, dipanggil Tuhan. Inna Lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Referensi pihak ketiga
Mendengar kabar itu, seketika inspirasi falsafah Jawa ini bergema di hatiku. Sing prasaja lan andhap asor. Bersikaplah sabar, sopan dan santun. Falsafah Jawa ini beberapa kali saya dengar disampaikan mendiang KH Zaenuri saat beliau masih hidup dan beberapa kali pula saya boleh berjumpa dan silaturahmi ke rumah beliau.
Beliau juga yang pada bulan Juni 2016 lalu turut dalam “perjuangan” untuk penyelenggaraan Buka Bersama Ibu Hj Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid di Pudak Payung. Kepada pihak yang menolak dan melawan rencana itu, KH Zaenuri selalu berkata: Sing prasaja lan andhap asor. Bahkan beliau sendiri menghayati nasihat itu.

Referensi pihak ketiga
Bagiku, KH Zaenuri adalah sosok pribadi yang sederhana, rendah hati, sopan dan santun kepada siapa pun. Bahlan ketika Beliau dihadang, dibentak dan ditarik oleh “oknum” yang melawan acara Buka Bersama Ibu Shinta kala itu, KH Zaenuri tetap tersenyum, sopan dan santun dalam kerendahan hati.
Itulah inspirasi falsafah Jawa yang diwariskan oleh KH Zaenuri baik dalam tutur kata maupun sikap nyata. Itulah sebabnya, begitu mendapat kabar duka bahwa beliau berpulang ke Rahmatullah, saya pun segera melayat dan berdoa untuk kebahagiaan beliau di surga sekaligus berterima kasih atas teladan hidupnya menghayati falsafah Jawa: Sing prasaja lan andhap asor.

Pemilik hak cipta: Aloys Budi Purnomo Pr
Demikian, semoga bermanfaat. Salam peradaban kasih. Terima kasih Mas Tri GT yang memberi kabar dan menemaniku melayat. Tuhan memberkati kita semua.***