Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Inilah kearifan lokal, khususnya dari falsafah Jawa yang membuat kita terus terarah kepada Tuhan. Yang seperti apakah?

Referensi pihak ketiga
Sakabehing ngelmu iku asale saka Pangeran kang Mahakuwasa. Artinya, semua ilmu berasal dari Tuhan yang Mahakuasa. Kearifan lokal dari falsafah Jawa ini mengajak kita semua menyadari bahwa Tuhanlah yang menjadi sumber dan asal semua ilmu kehidupan.
Ilmu kehidupan itu dasarnya hanya satu yakni bahwa Tuhan yang Mahakuasa mengasihi kita semua makhluk ciptaan-Nya. Karena kasih-Nya yang begitu besar itulah maka Tuhan yang Mahakuasa memberikan kehidupan kepada semua makhluk-Nya. Terutama kepada manusia, Tuhan yang Mahakuasa memberikan pengetahuan tentang kasih, kebenaran, keadilan dan kesejahteraan. Asal hidup kita bersumber dari ilmu kehidupan yang bertumpu pada kasih, kebenaran, keadilan dan kesejahteraan, maka kita pasti akan hidup. Hidup bukan sembarang hidup, melainkan hidup yang bersumber dari daya kuasa-Nya.

Referensi pihak ketiga
Begitulah rumusan pendek kearifan lokal dari falsafah Jawa itu memuat pesan yang sangat mendalam bagi kita semua. Sakabehing ngelmu iku asale saka Pangeran kang Mahakuwasa. Karenanya, kita harus mempertanggungjawabkan seluruh pengetahuan dan ilmu kita kepada-Nya, apakah ngelmu kita sudah bermanfaat bagi kemaslahatan hidup bersama, atau justru merusak kehidupan bersama. Ngelmu itulah yang harus dijalankan setiap saat demi meraih kebahagiaan sejati dalam kehidupan kita.

Referensi pihak ketiga
Nah, bagaimana Anda melaksanakan ngelmu itu dalam kehidupan Anda? Semoga dengan ilmu pengetahuan yang tak hanya soal hafal-menghafal, atau hitung-menghitung, melainkan soal kasih, kebenaran, keadilan dan kesejahteraan membuat kita kian bermanfaat untuk mewujudkan peradaban kasih bagi masyarakat yang sejahtera, bermartabat dan beriman, apa pun agama dan kepercayaan kita. Salam peradaban kasih. Terima kasih. Tuhan memberkati kita semua.***