Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Hanya berserah kepada Allah saja itu indah! Hanya mengasihi Tuhan semata itu mengagumkan! Inilah makna terdalam inspirasi kearifan lokal Jawa beriku ini. Mari kita refleksikan sejenak.

Pemilik hak cipta: Aloys Budi Purnomo Pr
Datan serik lamun ketaman, datan susah lamun lamun kelangan. Maknanya jelas. Tidak gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri. Tidak sedih manakala kehilangan sesuatu. Jangan terjebak pada rasa sakit hati atas tantangan dan kesulitan; jangan pula bersedih hati berkepanjangan apabila sedang tertimpa kemalangan, bahkan kehilangan orang atau apa pun yang dikasihi.
Betapa mudah manusia berlarut dalam rasa sakit hati dan kesedihan saat mengalami cobaan dan kehilangan apa pun dan siapa pun. Inilah fakta yang dianggap wajar dan lumrah dalam budaya apa pun. Namun benarlah demikian? Ternyata tidak bagi falsafah lokal budaya Jawa. Itulah sebabnya muncullah pitutur luhur datan serik lamun ketaman, datan susah lamun kelangan.

Referensi pihak ketiga
Yang dimaksud ketaman di sini adalah saat seseorang sedang mengalami kesulitan, tantangan, cobaan bahkan musibah! Saat itu semua terjadi, pesan pitutur luhur budaya Jawa, datan serik lamun ketaman. Hal yang sama dalam kehilangan, bahkan kehilangan sosok yang terkasih sekalipun, misalnya, karena kematian, janganlah sedih berkepanjangan. St. Paulus, dalam hal ini mmengatakan, janganlah bersedih hati seperti orang yang tidak mengenal Tuhan!

Referensi pihak ketiga
Maka, saya menangkap kearifan lokal ini memberi inspirasi mendalam tentang berserah kepada Allah, percaya dan mengandalkan Tuhan semata. Dari sisi iman, apa pun agama dan kepercayaan kita. Begitulah permenungan dan refleksi pribadiku. Semoga bermanfaat. Terima kasih. Salam peradaban kasih. Tuhan memberkati kita semua.***