Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Pitutur luhur falsafah Jawa ini tiba-tiba menggema kuat di dalam jiwa, hati dan hidupku. Maknanya sangat mendalam. Siapa saja yang bisa menghayatinya, pasti akan diberkati Tuhan. Minimal, ia diberkati dengan kebahagiaan dan kemerdekaan bati. Penasaran ya? Apakah gerangan pitutur luhur itu? Kita simak yuk.

Referensi pihak ketiga
Pada prinsipnya, pitutur luhur ini mengajarkan kepada siapa saja untuk memiliki hati yang ikhlas dan lepas bebas. Orang yang lepas bebas dan ikhlas tidak terbebani oleh rasa-perasaan negatif dan tetap bersemangat dalam menjalani hidupnya, meski yang dijalani itu tidak sesuai dengan harapannya. Hebat bukan?
Mengapa? Karena ia bisa menjalani hidupnya dalam situasi dan kondisi apa pun. Pikirannya jernih. Hatinya bersih. Ia lapang dada menerima apa pun tanpa prasangka buruk, apalagi menyalahkan orang lain. Paling-paling, ia terhenyak sejenak, lalu tersenyum dan tertawa atas yang terjadi dalam hidupnya dan bahkan bersyukur.

Pemilik hak cipta: Aloys Budi Purnomo Pr
Pasti di balik semua peristiwa yang terjadi dalam hidupnya ada campur tangan Yang Maha Kuasa. Segala sesuatu menjadi indah pada waktunya. Semua yang terjadi diimani sebagai kehendak Tuhan bahkan diterima sebagai cara Tuhan membimbing, membentuk dan mendewasakan hidupnya.
Nah, itulah narasi dati pitutur luhur itu yang tertuang cukup dalam dua kata. Namun maknanya sangat mendalam baik secara manusiawi maupun secara rohani. Sudahkan Anda menemukan jawabannya? Apakah gerangan?

Pemilik hak cipta: Aloys Budi Purnomo Pr
Inilah jawabannya. Itulah yang disebut sikap lila legawa! Demikian, semoga bermanfaat. Terima kasih. Salam peradaban kasih. Tuhan memberkati kita semua.***
JoharT Wurlirang, 16/8/2018
Sumber: refleksi pribadi terinspirasi pitutur luhur lila legawa
Sumber https://idstory.ucnews.ucweb.com/story/250627166101285?uc_param_str=dnvebifrmintcpwidsudsvnwpflameefutch&url_from=wmconstomerwebsite&stat_entry=personal&comment_stat=1