Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Tidak kita ragukan bahkan kita imani dengan pasti bahwa Tuhan itu baik dan murah hati. Namun Tuhan tidak naif.

Referensi pihak ketiga
Tuhan tidak akan membiarkan kita bersatu penuh dengan-Nya jika kita tidak menghargai-Nya dengan benar dan pantas. Pakaian pesta yang disebutkan dalam bagian Injil adalah gambar jiwa yang layak untuk diselamatkan.
Jiwa yang telah dimurnikan dan dipersiapkan untuk masuk ke surga memakai jubah pesta kesucian. Jiwa yang penuh dengan keegoisan dan dosa berpakaian tidak benar. Ini bukan masalah Tuhan tidak memiliki belas kasihan pada kita.
Ini masalah penggunaan kebebasan kita. Ketika kita menemukan sesuatu yang bernilai dan tahu bahwa itu akan membuat kita lebih baik, kita harus menyesuaikan nilai itu melalui upaya sadar. Kita harus hidup sesuai dengan itu.
Kita tidak bisa acuh tak acuh atau dangkal tentang surga. Kita tidak seharusnya menganggapnya sebagai sesuatu yang tak mungkin; itu harus menjadi kebutuhan eksistensial spiritual kita.
Bagaimana menurut kamu? Semoga refleksi sederhana ini memberi inspirasi dan bermanfaat. Terima kasih berkenan membaca refleksi ini. Tuhan memberkati. Salam peradaban kasih.***
Alun-alun Bung Karni Ungaran, 22/8/2019
»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Sumber: refleksi pribadi berdasarkan Bacaan Liturgi 22 Agustus 2019 Hari Biasa, Pekan Biasa XX PW SP Maria, Ratu Bacaan Injil Mateus 22:1-14