Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Tidak seorang pun yang menikmati penderitaan. Namun penderitaan adalah bagian normal dalam kehidupan kita sebagai orang Katolik. Penderitaan itu diperlukan. Bahkan, Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya! Bagaimana pertanggungjawabannya?

Referensi pihak ketiga
Dalam Alkitab Injil, kita menemukan ayat-ayat Firman yang mengatakan bahwa kita dapat mengharapkan kesulitan dan penderitaan meningkat (bdk. 2 Tim. 2: 3; 3: 1-4, 13). Karenanya, kita harus siap menerima penderitaan.
Mungkin, kita mengalami penderitaan sebagai akibat dari kesaksian kita, kehidupan saleh kita, atau pendirian kita akan kebenaran (2 Tim. 1: 8; 2: 8-9, 17-18; 3: 6 -8, 12). Kita juga dapat mengalami penderitaan ketika kita ditolak atau ditinggalkan sendirian (2 Tim. 1:15; 4: 9-11; 4:16). Penderitaan juga bisa sebagai konsekuensi alamiah dari penolakan kita terhadap keinginan daging kita yang duniawi (2 Tim. 2:22).

Referensi pihak ketiga
Penderitaan memang akan datang, tetapi Allah dapat memberi kita rahmat dan kuasa untuk mengatasi setiap penderitaan dan pencobaan dan untuk memenuhi tujuan hidup kita dalam Kerajaan-Nya. Bahkan, ini pun suatu kebenaran tersendiri bahwa ternyata Tuhan menghajar orang-orang yang dikasihi-Nya (lihat Ibrani 12:5-7;11-13). Jadi, sungguh luar biasa makna penderitaan bagi kita. Maka, jangan mengeluh apalagi menghindarinya!
Bagaimana menurut kamu? Semoga refleksi sederhana ini memberi inspirasi dan bermanfaat. Terima kasih berkenan membaca refleksi ini. Tuhan memberkati. Salam peradaban kasih.***

Referensi pihak ketiga
JoharT Wurlirang, 26/8/2019
»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Sumber: refleksi pribadi berdasarkan pengalaman pribadi pula