Inspiration

Curhat Terbukaku kepada Gus Yusuf

Pemilik hak cipta, Repro dari Kompas 12/02/2011.

Gus Yusuf yang terkasih

ijinkan daku sejenak curhat kepada panjenengan.

Sesudah perjumpaan kita kemarin

di acara dialog tentang pahlawan jaman now

tergerak daku untuk menulis tentang kita

yang sungguh-sungguh kita

oleh sebab kita ada bersama di sana

tak hanya menurut angan-anganku semata

meski tulisan ini bagian dari angan harapanku.

Gus, panjenengan dan saya menjadi kita, saat bersama para sahabat lain, saya sowan ke pondok panjenengan di Tegalrejo. Itulah awal mula “kekitaan” kita, kala itu. Di sana, saya ada bersama panjenengan dan hadirlah kita, Gus.

Saya sangat bersyukur boleh berjumpa dengan panjenengan, sekian tahun silam. Menurut catatanku, di tahun 2011, tepatnya pada bulan Februari tanggal sebelas, bersama dengan ratusan rekan-rekan lintas agama dari Yogyakarta, Magelang, Temanggung dan Semarang, saya sowan ke pondok panjenengan. Kala itu, pasca-peristiwa Temanggung, kami bersilaturahmi ke pondok panjenengan.

Seingatku, waktu itu kami datang bersama Mbak Alissa Qotrunnada Wahid (putri sulung KH Abdurrahman Wahid) dan disertai pula KH Abdul Muhaimin, KH Marzuki, Mustofa W Hasyim, Pendeta Bambang Sumbodo, Pendeta Triyanto, Pendeta Yane, Romo Tri Widodo Pr dan Romo Sulistyo Pr. Di balik nama-nama itu, adalah sosok pribadi-pribadi yang hebat yang bertekad menjaga kerukunan hidup bersama yang damai dan sejahtera. Kala itu, ada pula sejumlah para Suster Biarawati, rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi dan pemudi-pemuda, yang rindu bangsa ini tetap terjaga dalam keutuhan dan keberagaman.

Kebetulan Gus, saya masih menyimpan foto-foto itu. Itulah awal mula “kekitaan” kita, Gus. Dan sesudah acara usai, setelah rekan-rekan lain berpamitan, saya pun hendak pulang. Rasa damai dan cinta kala itu membuat saya dengan penuh hormat memeluk panjenengan dan pelukan erat dalam kemesraan cipika-cipiki itu ditangkap oleh seorang wartawan foto dari harian Kompas.

Foto kita yang mesra sebagai anak-anak bangsa itu dimuat di salah satu sisi halaman koran Kompas sehari sesudahnya, menebarkan kesejukan bagi yang mau menerima kesejukan dan rahmatan lil alamin. Saya masih menyimpan foto atas foto itu dengan penuh syukur sebagai kenangan tentang kesejukan dan kerukunan. Itulah foto yang kujadikan ilustrasi pertama dan gambar sampul untuk tulisan ini.

Entah berapa kali sesudah itu kita saling berjumpa. Dan terakhir sebelum perjumpaan kemarin, kita berjumpa di pondok KH Ahmad Mustofa Bisri atau dikenal akrab dengan sapaan Gus Mus di Rembang. Waktu itu, acara lek-lekan cinta Gus Mus ngundhuh mantu. Kita berjumpa lagi. Teman saya Andi Sukendi memotret perjumpaan itu sebagaimana tampak dalam foto berikut ini. Kita berfoto berempat bersama Habib Anis Sholeh Ba’asyin (meski beliau tidak mau dipanggil Habib…) dan Kang Sujewo Tejo di ruang tamu rumah kediaman Gus Mus pada bulan April 2017 yang lalu, Gus. Ini fotonya kusertakan juga di tulisan ini.

Pemilik hak cipta

Dan kemarin, Gus, kita berjumpa lagi di ajang silaturahmi dan dialog tentang pahlawan jaman now. Kebersamaan demi kebersamaan kita itu adalah tanda. Tanda bagi segenap anak-anak bangsa ini, untuk tetap dan selalu siap sedia menjaga keutuhan NKRI. Semoga demikianlah adanya Gus. Dengan segala rasa terima kasih, kugoreskan rasa-perasaanku menjadi tulisan sederhana ini sebagai kenangan akan “kekitaan” kita bagi bangsa kita Gus. Ini salah salah satu foto kita kemarin Gus, saat kita bersama di Demplot Pertanian Organik Pastoran Sanjaya Muntilan, Gus.

Pemilik hak cipta

Terima kasih Gus, perjumpaan kita kemarin di Muntilan (Minggu, 19/11/2017) mendorong diriku untuk tiba-tiba ingin curhat tentang “kekitaan” kita. Terima kasih berkenan membaca curhat ini, Gus. Kepada siapa saja, Anda ,di man pun yang membaca curhat ini kuhaturkan pula: Terima kasih.***

Sumber
https://idstory.ucnews.ucweb.com/story/242758063178289?uc_param_str=dnvebifrmintcpwidsudsvnwpflameefutch&url_from=wmconstomerwebsite&stat_entry=personal&comment_stat=1

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.