
Pemilik hak cipta
Kupetik buah bhinneka
dari setiap jengkal upaya
merajut persahabatan
melalui perjumpaan
dengan berbagai komunitas
dalam keberagaman
tetap ika di asa
keutuhan bangsa
dan kemerdekaan sejati
yang dibela para pahlawan.
Bersama Gus Yusuf dari Ponpes Tegalrejo, Magelang, dan Es Wibowo, penyair Bukit Tidar, saya diminta menjadi narasumber berbagi pengalaman tentang pahlawan jaman now (Minggu 19/11/2017)! Acara yang digelar di demplot pertanian organik Pastoran Sanjaya Muntilan itu diprakarsai oleh Jamaah Kopdariah Magelang.

Pemilik hak cipta
Komunitas ini dibangun dalam kebhinnekaan. Terdiri dari sedikitnya empat belas unsur yang mendukung yakni Lesbumi, LTN NU, Banser, Magelang Turn Back, Komunitas #Save Pahingan, Pemuda Katolik Magelang, PK3 Kedu, Gusdurian, Badan Koordinasi Taman Pendidikan Alquran Magelang, Pencak Silat NU Pagar Nusa, Ansor, IKASUKA (Ikatan Alumni IAIN Sunan Kalijaga), Padepokan Gejog Lesung “Nglaras Ati” dan Komunitas Buddha.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lalu tarian dari Komunitas Tari dan Karawitan SMP Pendowo, dan tarian dari TK Siswa Siwi.
Acara inti diawali dengan kolaborasi pembacaan puisi oleh Es Wibowo dan saya. Alunan Tamba Ati mengiringi Balada Gus Dur.
Sampai tahap ini, acara dipandu oleh Danu yang kocak dan lucu dari NU. Sesudah itu Danu menyerahkan jalannya acara kepada Agung yang menjadi moderator dialog tematik pahlawan jaman now. Gus Yisuf dan saya diminta berbagi pandangan tentang tema tersebut.
Kami berdua tanpa janjian bicara tentang pahlawan dalam konteks keberagaman. Jaman kini dibutuhkan sosok pribadi yang bisa menjaga NKRI dalam keberagaman. Pancasila, Bhinneka Tunggal Ima, NKRI dan UUD 1945 harus dijaga oleh pahlawan-pahlawan jaman now untuk jaman next demi anak cucu kita.
Maka, kita harus bijaksana dan dewasa menggunakan produk iptek terutama medsos dan sosmed. Dunia itu harus menjadi sarana untuk membangun peradaban kasih bagi masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman apa pun agamanya.***