Sungguh, Tuhan itu Maha Baik, percayalah! Itulah pengalamanku. Bagaimana kisahnya? Inilah pengalaman sederhana dalam hidupku.Bersama Ignatius Dadut – Pemilik hak cipta: Aloys Budi Purnomo Pr
Usai menulis tentang pengalaman repotnya jadi pelupa dalam hal ponsel tertinggal di tempat umum, dan mengajak agar Anda jangan tertimpa akan hal itu; ternyata aku terserang penyakit lupa lagi. Tapi kali ini bukan lupa ketinggalan ponsel, melainkan lupa ketinggalan kunci di kantor. Ya ampun! Namun, syukurlah, aku percaya, Tuhan itu Maha Baik di tengah kesulitan dan kelemahanku itu. Beginilah kisahnya.
Sejak pukul 11.30 WIB, hujan turun cukup deras. Saya mau kembali ke rumah kediamanku sementara ini. Padahal saat berangkat ke kampus, saya hanya berjalan kaki dan tidak membawa mantol maupun payung, sebab saat saya berangkat di pagi hari, langit masih cukup cerah.
Namun syukurlah, Tuhan Maha Baik bagiku. Ada Mas Ignatius Dadut Setiadi yang juga hendak pulang ke rumahnya. Saya tahu, beliau pasti mengendarai mobil. Maka, saya pun memohon kepadanya untuk ndompleng sekaligus diantar ke pastoran. Syukurlah, beliau berkenan mengabulkan permohonanku. Mas Dadut mengantarku, lalu beliau pulang ke rumahnya.

Referensi pihak ketiga
Namun apa daya. Ternyata kunci kamarku tertinggal di kampus. Mau kembali ke kampus, hujan masih turun dari langit membasahi bumi. Mau ke garasi malas, sebab pasti akan kehujanan. Lagi pula, kunci kamar, kunci garasi, dan kunci mobil tergabung menjadi satu. Alamak!
Mau jalan kaki lagi ke kampus rasanya sudah semakin malas karena masih hujan. Lagi pula, badanku sudah terasa meriang. Kepada Mas Dadut, saat kami dalam perjalanan dari kampus ke pastoran, saya sudah curhat bahwa badanku tidak enak akibat kehujanan saat berjalan kaki dari ruang Campus Ministry ke Kapel Unika menjelang Misa Harian pukul 12.00 WIB. Kepala nyut-nyutan, tulang tempurung kakiku kiri-kanan yang sudah cacat terasa ngilu-ngilu.
Ah, syukurlah, Tuhan sungguh Maha Baik. Saya bisa menghubungi Reinardus, salah seorang mahasiswa dan anggota pengurus Campus Ministry, yang saat saya hendak pulang sempat mengobrol denganku di ruanganku. Kuteleponlah Rei yang bersama papanya barusan menghadiahiku power bank charger. Lagi-lagi, syukurlah, Rei mengangkat teleponnya dan menjawabku. Puji Tuhan.

Referensi pihak ketiga
Kuberitahukanlah kepadanya bahwa kunci kamarku tertinggal di ruangan kantorku. Anak muda itu terkekeh-kekeh mendengar pengaduanku. Aku meminta tolong kepadanya untuk berkenan mengambil dan mengantar kunci itu ke pastoran. Puji Tuhan. Rei yang baik hati dan yang kukenal sejak masih kanak-kanak itu dengan cekatan membantuku. Melalui dialah, aku kembali mengalami kehadiran Tuhan yang sungguh Maha Baik.
Dia masuk ke ruangan kantorku dan menemukan kunci kamarku tergeletak di atas meja. Dia mengambilnya, dan tak lama kemudian mengantar dan memberikannya kepadaku di pastoran.
Terima kasih Mas Dadut. Lebih khusus lagi, terima kasih Rei. Kamu baik sekali deh. Sudah menghadiahi power bank charger baru, masih membantu pula mengantarkan kunci kamar yang tertinggal di kantorku ke pastoran. Tuhan memberkatimu selalu ya!***
Sumber: pengalaman pribadi.