Sahabat Peradaban Kasih UC We-Media yang terkasih, langsung saja, mari kita melangkah maju dalam kerahiman Allah, yang selalu disediakan bagi kita. Apa pun agama kita, kita mendapat katekese-pengajaran bahwa Allah adalah Maha Rahim. Apa maksudnya? Bagaimana kita menghayatinya?Pemilik hak cipta: Aloys Budi Purnomo Pr
Allah dengan segala kemahakuasaan-Nya, selalu membuka kerahiman-Nya bagi kita. Untuk membantu memahaminya, mari kita sejenak mengerti makna rahim, kerahiman. Tak perlu menggunakan referensi ilmiah, dalam pengalaman sehari-hari, kita tahu, yang memiliki rahim adalah kaum perempuan, para ibu.
Rahim menjadi tempat yang hangat yang menumbuhkan, yang menghidupkan, setiap janin yang berada di dalamya. Dalam rahim ibu kita, kita mengawali seluruh proses kehidupan kita. Oleh rahim ibu kita, kita memperoleh sari-sari santapan yang menghidupkan.
Bulan Mei 2016, dalam rangka mensyukuri dua dekade tahbisan imamat kami, kami mengadakan refleksi khusus dalam tajuk kerahiman Allah. Catatan-catatan refleksi itu sudah saya kumpulkan dan terbit dalam buku yang berjudul Presbyterii Gaudium [Sukacita Imam(at)] (Penerbit INSPIRASI: Semarang, 2016). Pada halaman 22-23, saya catat tentang diskursus kata kerahiman dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagaimana diterangkan oleh Romo Agustinus Suryonugroho Pr, yang pernah studi Islamologi di Cairo dan di Roma.
Kata rahima (rahma, marhamma) dalam bahasa Arab setara dengan kata to have mercy, have compassion, to be merciful dalam bahasa Inggris. Dari kata itu muncul doa dan harapan Rahimakallah (= may God have mercy upon you). Semoga Allah berbelas kasih padamu. Semoga kerahiman Allah tercurah dalam hidupmu.
Kita juga mengenal kata rahim, rihm, arham (plural), yang berarti uterus, womb, relationship. Di sinilah, kaitan antara rahim dengan ibu sangat erat dan jelas. Namun, secara rohani, rahim juga berarti belas kasih, bela rasa (merciful, compassionate). Maka, seperti refleksi spontan sebelumnya, tanpa acuan ilmiah pun, kata rahim selalu terhubung dengan sosok seorang ibu, sosok perempuan, yang memiliki rahim.
Pemilik hak cipta: Aloys Budi Purnomo Pr
Itulah beberapa hal yang bisa kita pelajari dan renungkan terkait dengan kata rahim, kerahiman. Nah, sekarang, ketika kita mengatakan “kerahiman Allah”, betapa sangat dahsyat makna frasa itu dalam kehidupan rohani kita. Maka, bila kita melangkah maju dalam kerahiman Allah, tindakan ini akan sangat mengubah kehidupan kita. Kita pun akan masuk ke dalam kerahiman Allah dan terlahir sebagai manusia baru, laksana bayi lahir dari rahim seorang ibu. Luar biasa indah dan istimewa!
Laksana janin bertumbuh menjadi manusia yang sehat dan kuat berkat rahim ibu, demikianlah, kita akan bertumbuh menjadi pribadi-pribadi yang sehat dan kuat secara rohani maupun jasmani saat kita tinggal dalam kerahiman Allah. Maka, jangan takut, mari melangkah maju dalam kerahiman Allah, apa pun situasi dan keadaan kita. Pasti, kita akan diubah menjadi manusia baru oleh kerahiman-Nya.
Pemilik hak cipta: Aloys Budi Purnomo Pr
Karenanya, menutup refleksi ini, marilah kita sejenak berdoa kepada Allah yang Maharahim: Ya Allah, betapa sering daku telah membiarkan tercekik oleh hiruk-pikuk dunia ini dan membiarkan diri tertipu olehnya. Telah jutaan kali daku lari menjauh dari kerahiman-Mu, ya Allah. Maka, kini, ijinkan daku datang bersimpuh di hadirat-Mu, masuk ke dalam kerahiman-Mu, untuk membarui kembali perjanjianku dengan Dikau. Aku sungguh sangat membutuhkan kerahiman-Mu ya Allah. Biarlah daku masuk ke dalam kehangatan kerahiman-Mu yang menghidupkan, yang menyelamatkan, hingga pada akhirnya, daku pun mampu menyatakan kerahiman itu dalam kehidupan kami sehari-hari, selama-lamanya. Amin.
Kampus Ungu Semarang, 6/3/2018
Sumber: refleksi pribadi berdasarkan buku saya sendiri, Aloys Budi Purnomo Pr (Editor), Presbyterii Gaudium [Sukacita Imam(at)], Penerbit INSPIRASI; Semarang, 2016.
