Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Saat-saat ini, kalimat yang ribuan tahun silam merupakan doa itu kian menggema. “Ketika aku membicarakan damai, mereka menghendaki perang!” Dari mana kalimat doa ini berasal? Apa makna dan tantangannya di zaman now? Mari kita simak jawabannya.

Referensi pihak ketiga
Pertama, kalimat yang menginspirasi judul artikel ini berasal dari Kitab Mazmur 120:6-7. Selengkapnya, kalimat doa itu dirumuskan demikian. “Cukup lama aku tinggal bersama orang-orang yang membenci perdamaian. Aku mencintai perdamaian, tetapi apabila aku membicarakannya, mereka menghendaki perang.”

Referensi pihak ketiga
Kedua, kalimat doa itu ternyata masih relevan saat ini. Tetap inspiratif dan aktual. Simaklah! Tiap hari, di medsos, media cetak, radio, tv, dan realitas hidup kita, muda ditampilkan secara vulgar nafsu perang, benci, dan dendam.
Ketiga, sebaliknya, betapa sedikit dari silent majority yang berani bicara tentang kasih, damai, kerukunan, persaudaraan. Bahkan, omongan tentang semua itu tak laku jual, apalagi jadi viral!

Referensi pihak ketiga
Namun, jangan takut dan cemas! Itulah realitas yang harus terus kita hadapi dengan cerdas. So, mari tetap waras dan tanpa lelah mewartakannya. Itulah peradaban kasih bagi kita. Maju terus dengan kasih dan damai di antara kita. Salam peradaban kasih. Terima kasih. Tuhan memberkati kita semua.***