Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Sangat inspiratif bahwa dalam rangka Ramadhan 2018, Pengurus Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) mengundang para pengelola tempat ibadah se-Kota Semarang untuk bersilaturahim Ramadhan. Di mana menariknya?

Referensi pihak ketiga – KH Noor Achmad memberi kesempatan padaku untuk bicara pertama tentang puasa dalam agama Katolik
Sebagaimana disampaikan KH Dr Noor Achmad, Ketua Pengelola MAJT, silaturahim Ramadhan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan yang rukun, aman dan damai. Dalam konteks Indonesia, silaturahim ini untuk menjaga dan memperteguh Indonesi Indonesia. Jangan koyak NKRI!

Referensi pihak ketiga – Pdt Sediyoko dari PGKS
Silaturahim ini adalah kasih sayang. Yang punya rahim itu ibu. Ibu adalah sumber kasih sayang kita. Ibu Pertiwi adalah sumber kasih sayang kita. Maka mari kita juga saling bersilaturahim demi menjaga Ibu Pertiwi Indonesia, Tanah Air kita.

Referensi pihak ketiga Bante dari Tanah Putih
Kalimat-kalimat indah itulah yang disampaikan oleh Ketua MAJT dalam silaturahim Ramadhan di antara para tokoh agama dan masyarakat di salah satu aula MAJT. Dalam suasana akrab, semua membangun silaturahim tanpa diskriminasi. Dari yang beragama Islam, Katolik, Kristen, Buddha dan Konghucu yang hadir semua diberi kesempatan untuk berbagi makna silaturahim dan tradisi puasa sesuai agama masing-masing. Ada Kiai, Ustad, Pastor, Pendeta dan Bikkhu; semua rukun bersama di MAJT. Ada pula para pelaku jurnalistik, pengusaha, tokoh-tokoh masyarakat dan para sesepuh se-Kota Semarang, bahkan Jawa Tengah (misalnya Pak Ali Mufiz).

Referensi pihak ketiga – Harjanto Halim pun berbagi harapan
Acara silaturahim yang dimulai pada pukul 16.00 itu ditutup dengan santap malam bersama. Sambil menikmati makan malam, masing-masing saling melepas rindu bagi yang lama tak berjumpa; dan saling berkenalan bagi yang belum saling kenal. Itulah sejatinya Indonesia yang rukun dan damai. Maka, bagi yang tidak mau rukun dan damai dalam keberagaman, layak diragukan, apakah dia sungguh Indonesia atau bukan! Nah, bagaimana menurutmu?
Salam peradaban kasih. Tuhan memberkati kita semua.***