Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Inspirasi dan motivasi kebangsaan dan kerukunan selalu mengalir dari Pancasila. Bahkan menginspirasi dan memotivasi kaum muda dan tua untuk saling meneguhkan dalam kerukunan dan persaudaraan yang dibingkai dalam karya seni dan budaya. Seperti apakah?

Referensi pihak ketiga
Inilah kisah nyata yang menginspirasi dan memotivasi kita semua. Para pelaku seni dan sastra berkumpul merayakan Hari Kelahiran Pancasila. Sesudah paginya mengadakan Mural Pancasila, malamnya kami mengadakan pentas seni dan sastra puisi. Warna kreasi musik ditandai oleh penampilan Vitalent di sore hari.
Malamnya, Mbah Win Gothik memainkan gitar tunggal. Lalu, giliran Kelana Siwi, penyair asal Kendal membacakan puisi-puisinya dengan iringan saksofonku. Karya kreasi puisi Babahe TBRS dengan kolaborasi musik eksperimental bersama Aris, Suep, dan Oceng. Penampilan mereka sangat memukau para hadirin. Saya menimpali dengan saksofonku juga.

Referensi pihak ketiga
Puncaknya, Bung Kirno, memberikan pencerahan tentang Pancasila. Mantan Rektor UNTAG Semarang itu memberikan sharing pemahaman dan pengalaman tentang cara menghidupi Pancasila. Kuncinya adalah rukun bersatu menuju kesejahteraan. Itu yang harus diupayakan terus-menerus di masa depan.

Referensi pihak ketiga
Perayaan Harlah Pancasila ditutup dengan pembacaan puisi oleh Kelana Siwi lagi didahului lantunan tembang Macapat oleh Ki Broto dari GKJ Siwakul dan saya tutup dengan ucapan syukur dan terima kasih. Demikianlah catatan singkat rangkaian inspirasi Pancasila yang memotivasi kerukunan dan persaudaraan dalam bingkai seni, sastra dan budaya di Pastoran JoharT Wurlirang Semarang (Jumat, 1/6/2018). Terima kasih. Salam peradaban kasih. Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua.***