Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Secara obyektif, maksud baikmu ternyata belum tentu baik pula bagi orang lain. Lalu harus bagaimana? Tetap lakukanlah segala sesuatunya dengan kehendak baik. Caranya?

Referensi pihak ketiga
Bersabarlah! Iya, tapi kesabaran kan ada batasnya Gan! Begitu katamu. Oh ya donk. Pastilah. Kesabaran manusia tentu terbatas bahkan amat terbatas. Tak seperti kesabaran Tuhan yang lebih luas sari lautan.

Referensi pihak ketiga
Nah, maka asal kita menaruh kesabaran kita yang terbatas itu dalam samodera kesabaranNya, yakinlah selalu akan ada jalan keluar yang bijaksana. Makanya, setiap maksud dan kehendak baik yang kita rancang, dan harus berbenturan dengan tembok birokrasi atau arogansi kekuasaan, serahkan saja kepada Sang Terbaik. Begitulah Sang Terbaik akan memberikan jalan keluar, sedangkan keringat-keringat yang tersumbat saja akan menemukan pori-pori sekecil apa pun untuk mengalir.

Referensi pihak ketiga
So, Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Mari tetap berkehendak baik, walau kadang harus berbenturan tembok kekuasaan manusiawi. Pasti kehendak baikmu akan terwujud bahkan di saat kita sudah merasa tak ada lagi jalan keluar. Tentu, kebaikan yang lebih besar demi kepentingan yang lebih luas dan menyangkut kehidupan lebih besar haruslah menjadi pilihan; dari pada menjadi kerdil dalam eksklusivisme degil! Bagaimana menurutmu?
Salam perabadan kasih. Tuhan memberkati kita semua.***