Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Kesabaran itu sulit, bahkan dalam arti tertentu menyakitkan namun tak berarti tidak bisa dilakukan. Inilah inspirasi hikmah kehidupan yang baik untuk kita renungkan.

Referensi pihak ketiga
Kita sadari bahwa di dunia hidangan cepat-saji, budaya instant dan tiban, godaan terbesar adalah menjadi tidak sabar. Namun, kita juga mengalami dan menghadapi ada orang-orang penting atau pejabat pemimpin tertentu yang slow-respon terhadap bawahannya karena dianggap tidak penting.
Nah, dalam keadaan seperti itu kita dipanggil untuk selalu bersikap sabar. Tuhan menginginkan kita untuk menunggu dengan sabar dan menikmati kesabaran itu bersamaNya. Di sinilah hikmah kehidupan ini menjadi penting.
“Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian” (Kolose 3:12-13).

Referensi pihak ketiga
Kesabaran itu juga menyakitkan. Awal April yang lalu, saya mengalami kolik lambung yang bersumber dari batu ginjal sebesar 5,5 mm. Pada saat kolik pertama dan kedua hampir satu jam, perut terasa amat nyeri dan kejang. Lalu pada kolik ketiga hampir empat jam, seandainya tak diinjeksi yang membuatku tertidur seketika, mungkin tubuh saya sudah kaku menahan sakit. Saya harus bersabar sebab ternyata begitulah Tuhan mengeluarkan batu itu dari ginjal saya tanpa harus menjalani operasi. Itulah bagian dari proses bersikap sabar.
Sumber dan teladan kesabaran kita adalah Tuhan sendiri. Tuhan memiliki kesabaran yang tiada habisnya. Hanya dari Tuhanlah kesabaran dianugerahkan kepada kita.

Referensi pihak ketiga
Demikian inspirasi hikmah kehidupan tentang kesabaran. Semoga bermanfaat. Terima kasih. Salam peradaban kasih. Tuhan memberkati kita dan menganugerahi kesabaran kepada kita.***