Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Setiap orang pasti memiliki kelebihan, tetapi juga kekurangan. Lalu harus bagaimana menghadapi realitas hidup seperti itu? Inilah jawaban kearifan lokal falsafah Jawa.

Referensi pihak ketiga
Aja kumalungkung! Kata kearifan lokal falsafah Jawa. Apa maksudnya? Bagaimana penjelasannya? Mari kita simak bersama.
Arti aja kumalungkung adalah jangan merasa diri lebih dari yang lain. Ingatlah, setiap orang itu pada hakikatnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bahkan dalam arti tertentu, sebagai makhluk yang diciptakan secitra dengan Tuhan, manusia memiliki “kesempurnaan”nya masing-masing seturut kehendakNya dalam kemanusiaannya. “Kesempurnaan” manusia itu merupakan pantulan hakikat kesempurnaan Tuhan.

Referensi pihak ketiga
Nah, dalam konteks itulah pitutur luhur itu harus dibaca, dipahami dan dimengerti. Dalam kearifan lokal itu, kita diajak untuk saling menghargai dan menghormati setiap kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tak perlulah menyombongkan diri. Dari kumalungkung lebih baik saling bekerjasama untuk mengembangkan kebaikan dalam kehidupan bersama.

Referensi pihak ketiga
Jangan meninggikan diri agar tidak direndahkan Tuhan. Jangan menyombongkan diri agar Tuhan tidak mencampakkanmu. Demikianlah makna kearifan lokal itu bisa kita pahami. Semoga membantu kita dalam mengembangkan diri untuk mewujudkan peradaban kasih bagi masyarakat kita. Salam peradaban kasih. Terima kasih. Tuhan memberkati kita semua.***