Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Satu kutipan dalam gambar ini menarik untuk direnungkan sebagai inspirasi dan motivasi kita mewujudkan peradaban kasih bagi masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman, apa pun agama dan kepercayaan kita. Bagaimana narasi inspiratifnya? Kita simak dulu kutipannya.

Referensi pihak ketiga
“Hidup bukanlah tentang siapa yang terbaik…
Tapi siapa yang bisa berbuat baik…
Dan bukan pura-pura baik…”
Dalam penelusuran saya, ternyata kalimat itu merupakan judul dari suatu tulisan yang pernah diunggah di https: //humairoh.com/hidup-itu-bukan-soal-siapa-yang-terbaik-tapi-siapa-yang-bisa-berbuat-baik-dan-bukan-pura-pura-baik. Ulasannya diunggah pada tanggal 16 October 2017 oleh Lailiyatus Sa’adah. Berarti kalimat itu kemungkinan besar berasal dari dia.
Nah, berikut ulasan saya sebagai refleksi pribadi. Menurutku, kutipan ini sederhana namun penuh makna. Minimal ada tiga makna yang bisa direnungkan. Pertama, siapa yang tidak ingin menjadi yang terbaik? Tentunya, semua orang ingin menjadi yang terbaik. Namun itu bukan yang terpenting.

Referensi pihak ketiga
Kedua, inilah yang terpenting, yakni berbuat baik! Siapa yang bisa berbuat baik dalam hidupnya, dialah sesungguhnya yang terbaik dan terpenting.
Ketiga, untuk menjadi yang terbaik dalam berbuat baik, marilah kita bersikap otentik, sejati, bukan berpura-pura baik. Hidup baik tidak pernah ditandai oleh kepura-puraan!

Referensi pihak ketiga
Nah, itulah refleksi dan permenunganku terinspirasi oleh meme yang menjadi ilustrasi tulisan ini. Bagaimana menurut UCers Sahabat Peradaban Kasih? Semoga bermanfaat. Terima kasih. Salam hormat dan doa. Tuhan memberkati. Salam peradaban kasih.***
JoharT Wurlirang, 29/11/2018
»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Sumber: refleksi pribadi berdasarkan meme tulisan ini