Sahabat Peradaban Kasih terkasih. Foto Dewi Praswida bersalaman dengan Paus Fransiskus di Vatikan yang diunggah Dewi sendiri dan juga dishare ke WAG Pelita (Persaudaraan Lintas Agama) dan Gusdurian Semarang viral di medsos. Muncul pro dan kontra, dan akan selalu begitu dalam dinamika keberagaman di Indonesia, terutama dalam timeline sepuluh hingga lima belas tahun terakhir ini – menurut refleksi pribadi saya!

Referensi pihak ketiga
Judul tulisan saya itu saya kutip dari pernyataan Dewi Praswida – yang aslinya, ““Jilbabku dan jubahmu, bukanlah sekat untuk (kita) tidak bersaudara.” Sebagaimana dilansir mojok.co/dwp/esai/memang-kenapa-kalau-saya-salaman-dengan-paus-fransiskus-di-vatikan/. Dengan rendah hati, Dewi bilang, bagi yang merasa tidak nyaman dengan foto itu, “Saya minta maaf!”
Dan selanjutnya dengan jernih dan penuh kasih, Dewi menjelaskan bahwa itulah persahabatan dan persaudaraan dalam keberagaman. Jadilah indah!

Referensi pihak ketiga
Lalu, saya setuju dengannya dan kuubah dalam perapektif saya: Jilbabmu dan jubahku bukan penyekat, mari saling menjadi berkat dengan sikap hormat! Proficiat Mbak Dewi dan terima kasih.
Saya bersyukur boleh menjadi salah satu yang turut ambil bagian dalam proses indah di balik salaman Mbak Dewi dan Paus Fransiskus, walau saya sendiri belum pernah salaman dengan Paus Fransiskus hahaha. Suatu saat ketika saya berjumpa Mbak Dewi nanti (sebab sesudah itu, pasti kami saling jumpa dan bekerja sama dalam rangka persaudaraan sejati dan peradaban kasih ekologis ekumenis-interreligius – apalagi ada beberapa buku yang dititipkan Pater Markus Solo SVD di Vatikan buat saya hehe), saya akan meminta tetesan berkat Paus Fransiskus dari dan melalui tangan Mbak Dewi yang sudah berjabat tangan erat dengan Paus Fransiskus. Boleh ya? Please!

Referensi pihak ketiga
Demikian, semoga bermanfaat. Terima kasih. Tuhan memberkati. Salam peradaban kasih.***
JoharT Wurlirang, 02/7/2019
»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Sumber: https: //mojok.co/dwp/esai/memang-kenapa-kalau-saya-salaman-dengan-paus-fransiskus-di-vatikan/