Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Mari kita lanjutkan pendalaman kita tentang pertobatan ekologis sebagaimana diserukan Paus Fransiskus dalam Laudato Si’ (LS). Kali ini kita akan membaca LS 218. Berikut kutipan selengkapnya.

Referensi pihak ketiga
Ketika mengingat teladan Santo Fransiskus dari Assisi, kita menjadi sadar bahwa hubungan yang sehat dengan penciptaan merupakan salah satu dimensi dari pertobatan manusia yang utuh. Ini berarti pula mengakui kesalahan kita, segala dosa, kejahatan atau kelalaian kita, dan bertobat dengan sepenuh hati, berubah dari dalam lubuk hati. Para Uskup Australia berbicara tentang pertobatan itu sebagai rekonsiliasi dengan dunia ciptaan: “Untuk mencapai rekonsiliasi ini, kita harus memeriksa hidup kita dan mengakui bagaimana kita telah membawa kerugian kepada ciptaan Allah dengan tindakan kita dan kegagalan kita untuk bertindak. Kita perlu mengalami suatu pertobatan, Perubahan hati”. (LS 218)
Paus Fransiskus mendasarkan sikap pertobatan ekologis dengan sosok pribadi orang suci bernama Santo Fransiskus Asisi. Nama Fransiskus yang dipilih oleh Jorge Mario Kardinal Bergoglio Bergoglio saat terpilih menjadi Paus sudah menunjukkan spirit yang hendak dicontohnya. Itulah sebabnya beliau menulis, “Ketika mengingat teladan Santo Fransiskus dari Assisi, kita menjadi sadar bahwa hubungan yang sehat dengan penciptaan merupakan salah satu dimensi dari pertobatan manusia yang utuh.”

Referensi pihak ketiga
Apa artinya bertobat secara ekologis (pertobatan ekologis)? Pertobatan ekologis berarti “mengakui kesalahan kita, segala dosa, kejahatan atau kelalaian kita, dan bertobat dengan sepenuh hati, berubah dari dalam lubuk hati.”
Secara khusus Paus Fransiskus mengutip gagasan para Uskup Australia yang berbicara tentang pertobatan ekologis “sebagai rekonsiliasi dengan dunia ciptaan” yakni, “mengakui bagaimana kita telah membawa kerugian kepada ciptaan Allah dengan tindakan kita dan kegagalan kita untuk bertindak. Kita perlu mengalami suatu pertobatan, Perubahan hati.”

Referensi pihak ketiga
Demikian, semoga bermanfaat. Terima kasih. Tuhan memberkati. Salam peradaban kasih ekologis.***
Kampus Ungu Unika Soegijapranata, 15/7/2019
»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Sumber: Laudato Si artikel 218