Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Normalnya, penderitaan yang dialami sesama kita menggerakkan belas kasihan dalam diri kita. Tetapi bayangkanlah dan begitulah pengalaman membuktikan, ketika anggota keluarga kita, seorang putra atau putri kita menderita, penderitaan dapat mencapai puncaknya.

Referensi pihak ketiga
Itulah yang saya bayangkan dengan penderitaan ibu dalam perikop Injil ini. Saya membayangkan, rasa sakit yang dia rasakan di lubuk hatinya, bahkan lahir dan batin.
Namun, cintanya menyuburkan iman dan harapannya. Itulah yang mendorongnya untuk mencari Kristus agar mendapatkan solusi dan pertolongan terbaik.

Referensi pihak ketiga
Akan tetapi, ternyata, solusi terbaik itu membutuhkan proses yang bahkan juga bisa lebih menyakitkan. Bayangkan, saat ibu itu berseru meminta pertolongan, para murid Yesus malah berkendak untuk mengusirnya. Bahkan, pada awalnya, Yesus pun tampak menguji iman dan harapannya. Syukurlah, semua berhasil dan berakhir dengan baik. Yesus memuji iman dan harapan ibu itu dan mengabulkan permohonannya. Putrinya pun sembuh seketika!
Ketika orang yang kita kasihi menderita, kita membutuhkan kebijaksanaan yang sama untuk mencari Tuhan. Namun, mungkin solusi tak kunjung terjadi. Jangan putus asa! Teruslah berserah kepada Tuhan, maka Tuhan akan memberikan yang terbaik dalam hidup kita. Itu pasti!

Referensi pihak ketiga
Bagaimana menurutmu? Demikian, semoga bermanfaat. Terima kasih. Tuhan memberkati. Salam peradaban kasih.***
JoharT Wurlirang, 7/8/2019
»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Sumber: Refeleksi pribadi Bacaan Liturgi 07 Agustus 2019 Hari Biasa, Pekan Biasa XVIII Bacaan InjilMat 15:21-28