Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Biasanya, saat kita dapat menyerahkan sesuatu bagi yang lebih membutuhkan, kita justru menerima sesuatu yang lebih baik. Meski sebetulnya kita tidak mengharapkannya, bahkan tidak memaksudkannya alias sikap tanpa pamrih.

Referensi pihak ketiga
Maka sedikit aneh bahwa rasul Petrus, tampak tidak yakin akan apa “hadiah” dari Kristus yang sudah diikutinya. Sampai-sampai, ia bertanya kepada sang Guru, “Apa yang akan kami peroleh?”
Petrus bertanya soal imbalan dari pelepasan keduniawiannya sesudah mengikuti dan berjalan bersama Kristus. Yang luar biasa adalah bahwa Kristus memberi tahu Petrus dan juga kita bahwa imbalan itu bukanlah sesuatu yang akan kita terima di masa depan, tetapi sesuatu yang sudah dapat kita mulai terima di bumi ini; bukan nanti tetapi kini!

Referensi pihak ketiga
St. Yohanes dari Salib, yang memiliki kasih yang mendalam kepada Kristus, menulis, “to come to the possession you have not, you must go by a way in which you possess not” ( The Ascent of Mount Carmel, Book 1, Chapter 13). Artinya, untuk menggapai hal yang belum kamu miliki, kamu harus pergi dengan cara yang tidak kamu miliki.” Maknanya, kita diundang untuk memiliki keterbukaan bahkan terhadap segala kemungkinan yang saat ini belum menjadi milik kita. Dengan kata lain, Allah bisa bekerja dengan cara apa saja di luar nalar dan kehendak kita!
Itulah sebabnya, Yesus bersabda, bahwa bagi Allah segala sesuatu itu mungkin terjadi! Tinggallah kita bersiap menerimanya dengan sukacita.

Referensi pihak ketiga
Bagaimana menurut kamu? Semoga refleksi sederhana ini memberi inspirasi dan bermanfaat. Terima kasih berkenan membaca refleksi ini. Tuhan memberkati. Salam peradaban kasih.***
JoharT Wurlirang, 20/8/2019
»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Sumber: refleksi pribadi berdasarkan Bacaan Liturgi 20 Agustus 2019 Hari Biasa, Pekan Biasa XX PW S. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja Bacaan Injil Mateus 19:23-30