Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Yesus berbicara tentang keadilan dan belas kasihan dan iman. Ketika kita mengabaikan ketiga hal ini, kita mendistorsi agama yang benar, karena agama yang benar bukanlah masalah formalisme dan tindakan untuk menenangkan Tuhan, tetapi alih-alih mengarahkan hati kita pada firman-Nya.
Pemilik hak cipta: Aloys Budi Purnomo Pr – Ansor Jateng, Mahasiwa Papua dan Campus.Ministry Unika Soegijapranata
Kita perlu membuat hati kita lebih menjadi milik-Nya, dalam kasih amal dan belas kasihan terhadap orang lain. Kita sering kehilangan hal yang paling penting dan hanya bekerja pada masalah sampingan.
Referensi pihak ketiga
Pertanyaannya: Seberapa sering kita mencoba untuk menyenangkan Allah dengan cara yang salah, dengan mengandaikan kita melakukan kehendak-Nya padahal sebenarnya kita hanya melakukan kehendak kita sendiri lalu dengan mudah menghina sesama dan merasa diri paling benar? Seberapa sering kita melupakan esensi sejati dari pengabdian kepada hukum kasih Allah dan sesama, bahkan semesta?
Referensi pihak ketiga
Bagaimana menurut kamu? Semoga refleksi sederhana ini memberi inspirasi dan bermanfaat. Terima kasih berkenan membaca refleksi ini. Tuhan memberkati. Salam peradaban kasih.***
JoharT Wurlirang, 27/8/2019
»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Sumber: refleksi pribadi berdasarkan Bacaan Liturgi 27 Agustus 2019 Hari Biasa, Pekan Biasa XXI PW S. Monika Bacaan Injil Lukas 7:11-17
