Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Repotnya berbicara Kebenaran kepada kekuasaan. Inilah yang harus ditanggung Yohanes Pembaptis saat menyampaikan Kebenaran kepada Herodes! Ia tangkap, dipenjara dan akhirnya dipenggal kepalanya!

Referensi pihak ketiga
Kepada Herodes yang adalah seorang tiran yang kejam, Yohanes Pembaptis tidak ragu-ragu untuk mengutuk perbuatannya yang tidak benar merebut istri saudaranya sendiri. Yohanes digerakkan oleh Roh Kudus untuk memberikan kesaksian dan mengajar orang-orang bahwa tidak ada yang dapat secara sah melanggar perintah-perintah Allah, bahkan seorang raja sekali pun.
Yohanes tidak takut akan konsekuensi dari tindakannya, karena ia tahu bahwa jika ia setia, Tuhan akan berada di sisinya dan tidak pernah mengecewakannya. Bahkan jika ia harus menderita karena kebenaran, ia siap menerima dan menanggungnya.

Referensi pihak ketiga
Di zaman sekarang pun, kita juga perlu memberikan kesaksian yang berani kepada keluarga, teman, dan masyarakat pada umumnya tentang Kebenaran. Kebenaran selalu hadir bersama keadilan, kemanusiaan, keutuhan ciptaan dan kelestarian lingkungan hidup. Kebenaran itu bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Maka, saat kita melakukannya, Tuhan akan menyertai kita, dan kita tidak perlu takut mewartakan dan memperjuangkan Kebenaran.
Bagaimana menurut kamu? Semoga refleksi sederhana ini memberi inspirasi dan bermanfaat. Terima kasih berkenan membaca refleksi ini. Tuhan memberkati. Salam peradaban kasih.***

Referensi pihak ketiga
JoharT Wurlirang, 29/8/2019
»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Sumber: refleksi pribadi berdasarkan Bacaan Liturgi 29 Agustus 2019 Hari Biasa, Pekan Biasa XXI PW Wafatnya S. Yohanes Pembaptis, Martir Bacaan Injil Markus 6:17-29