Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Kisah orang kaya dalam Injil Lukas 1:19-31 sepertinya tidak pernah diganggu oleh Lazarus. Namun ia bernasib malang dan berakhir menyedihkan persis berkebalikan dengan Si Miskin Lazarus.

Referensi pihak ketiga
Mungkin, orang lain akan dengan cepat mengirim pelayan untuk mengusir pengemis itu. Tapi dia tidak melakukannya; tidak. Dia sengaja membiarkan Lazarus sendirian. Dan karena itulah orang kaya itu berbuat salah. Dia adalah dosa kelalaian dan ketidakpedulian kepada sesamanya yang membutuhkan pertolongannya.

Referensi pihak ketiga
Orang kaya kehilangan jiwanya bukan karena apa yang dia lakukan, tetapi karena apa yang gagal dia lakukan. Apakah saya jauh lebih baik? Apakah ada seseorang yang membutuhkan, tepat di bawah hidungku, yang secara rutin saya abaikan? Apakah ada sesuatu yang bisa saya lakukan untuk mengakhiri kejahatan? Apakah saya membantu upaya pro-kehidupan? Apakah saya berkontribusi pada orang miskin? Apakah saya mendedikasikan waktu untuk anak atau saudara kandung yang miskin?

Referensi pihak ketiga
Bagaimana menurutmu? Semoga refleksi sederhana ini memberi inspirasi dan bermanfaat. Terima kasih berkenan membaca refleksi ini. Tuhan memberkati. Salam peradaban kasih.***
JoharT Wurlirang, 29/9/2019
»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Sumber: refleksi pribadi berdasarkan Bacaan Liturgi 29 September 2019 Hari Biasa, Minggu Pekan Biasa XXVI, Bacaan Injil Lukas 16:19-31