Sahabat Peradaban Kasih yang terkasih. Tuhan kita menyatakan perlunya menghitung biaya dan memperkirakan jumlah sumber daya yang dibutuhkan dalam proyek pembangunan hidup rohani menuju kekudusan. Itu terdengar seperti “studi kelayakan,” langkah pertama dari setiap kampanye modal bukan dalam rangka ekonomi dan bisnis melainkan dalam rangka kerohanian, anggap saja semacam “green spirituality“.

Referensi pihak ketiga
Apakah suatu paroki sedang mencoba membangun aula baru atau sebuah sekolah sedang berusaha membangun sebuah gedung baru, tidak ada cara untuk menghindari banyak pekerjaan untuk membuat usaha ini berhasil selain dengan membuat perencanaan yang baik dan peduli lingkungan. Tuhan mengatakan sesuatu yang serupa tentang kehidupan rohani kita.

Referensi pihak ketiga
Kita harus tahu apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Jawabannya untuk pertanyaan ini? Banyak pengorbanan. Ini bisa terdengar menakutkan. Tetapi sama seperti serunya memotong pita ketika bangunan selesai dikerjakan dan siap digunakan.Seringkali, upaya untuk tumbuh dalam kekudusan akan disertai pengorbanan dan kekekalan yang luar biasa! Namun endingnya selalu membahagiakan, ya, semacam eco-spiritual happiness lah! Memanggul salib bersama Yesus akan selalu berbuah kebangkitan yang membahagiakan sesama dan semesta. sebagai suatu sustainable happiness.

Referensi pihak ketiga
Bagaimana menurutmu? Semoga refleksi sederhana ini memberi inspirasi dan bermanfaat. Terima kasih berkenan membaca refleksi ini. Tuhan memberkati. Salam peradaban kasih.***
Kampus Ungu Unika, 6/11/2019
»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Sumber: refleksi pribadi berdasarkan Bacaan Liturgi 06 November 2019 Hari Minggu Biasa XXXI Bacaan Injil Lukas 14:25-33